Jangan Ada Dusta Diantara Kita...

>> Kamis, 19 Februari 2009

Kalau tak pandai-pandai membawa diri dan menjaga emosi, bukannya tak mungkin pertemuan kembali teman lama berujung pada masalah pelik. Terus apa hubungannya judul tersebut diatas "Jangan Ada Dusta Diantara Kita" sebuah lagu sendu yang pernah populer pada dekade 90-an yang dinyanyikan oleh Dewi Yul dan Broery Pesulima.

Tanpa harus hapal syairnya, judul tersebut mengajak kita untuk saling percaya, mempercayai kepada seseorang tanpa harus curiga, Positif thinking..!!! Buat apa berburuk sangka malah menjadikan bumerang kepada diri kita sendiri (jadi penyakit). Saling menghargai dan memberikan kepercayaan penuh kepada seseorang tentu lebih baik, dan menjadikan pembelajaran bahwa kalau ingin dihargai orang maka kitapun harus belajar menghargai orang.

Seringkali orang tua kita mengajari budi pekerti, jangan suka mencela, iri hati dan dengki. Sifat seperti itu buang jauh-jauh. Kalau toh pernah berbuat kesalahan cepatlah meminta maaf dan tidak mengulangi lagi. "Semua manusia pernah melakukan kesalahan, dan hanya orang bijaklah yang mau belajar kepada kesalahannya." Itulah yang sering kita dengar nasihat dari orang tua kita.

Modal kita adalah modal kepercayaan, alangkah meruginya andaikata semua orang sudah tidak mempercayai kita lagi, langkah kita semakin sempit. Janganlah terlalu mengumbar omongan yang tidak perlu. Barangkali peribahasa jaman dulu ini masih relevan kepada orang yang suka omong doang tanpa mau bekerja, "Tong kosong berbunyi nyaring" barangkali peribahasa itu masih pas buat orang yang punya tipe seperti itu. Seharusnya sedikit bicara banyak kerja...!!!
Karena saat ini kita butuh seorang kreator sejati yang mampu menyatukan persepsi dari sekian banyak perbedaan pendapat yang muncul.

Guyub rukun, tanpa prasangka, seia sekata adalah modal besar kita untuk menuju cita-cita bersama membangun "menara gading" (baca: reuni Red) yang kokoh sebagai tetenger kita. Semua ikut andil, ada perannya masing-masing sesuai dengan kapasitasnya. Sisihkan jauh rasa "Ego" keakuan yang kaku.

Mari sisingkan lengan baju, jabat erat bergandeng tangan, tunjukkan semangatmu, sekali layar terkembang pantang untuk surut. Kita menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Diakhir opini ini kita harus pandai dalam membaca isyarat, cerdas dalam memaknai gelagat. Insya Allah selamat...!
Kata Bapak Guru Randham (Guru Bahasa Daerah.Red) adalah: "TANGGAP ING SASMITA, LANTIP ING PANGGRAITA".
Matur suwun...Tancep kayon...!!!

Pesan Moralnya: Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi
( artinen dewe..yo..)

Wawancara Imajiner dengan seorang sahabat,
(Kamis 19/02/2009 Pk. 16.00 WIB)

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP