Job Burnout: Kenali Gejala dan Atasi!

>> Jumat, 13 Maret 2009

KOMPAS.com — Sering merasa tertekan, depresi, kelelahan berlebihan, insomnia, perubahan berat badan yang tak sehat, kecemasan, atau bahkan ketergantungan pada zat adiktif karena pekerjaan? Sebagian orang menyadari, tetapi tak jarang mengabaikan gejala-gejala tersebut dan menyangkal bahwa mereka menghadapi masalah. Jika jawabnya ya, bisa jadi Anda mengalami suatu kondisi yang dinamakan job burnout.
Job burnout adalah suatu kondisi fisik, emosi, dan mental yang sangat drop diakibatkan oleh situasi kerja yang sangat menuntut dalam jangka panjang. Jika semakin terkumpul dan tak diatasi, hal ini mengarah ke stres tingkat tinggi.

Penyebabnya antara lain:
Kekurangan kontrol. Mungkin Anda tak bisa membuat keputusan menyangkut pekerjaan Anda. Misalnya, tak bisa menentukan jam kerja Anda sendiri, atau tak bisa menentukan tugas apa yang akan Anda kerjakan. Mungkin Anda tak bisa mengontrol jumlah kerja yang masuk.
Ekspektasi kerja yang tak jelas. Ketidakjelasan mengenai seberapa besar kewenangan yang Anda miliki, dan tak memiliki keberdayaan untuk mengerjakan tugas Anda.
Dinamika ruang kerja yang disfungsional. Rekan-rekan kerja yang tak mendukung, rekan kerja yang usil, bahkan atasan yang meminta pekerjaan terlalu mendetail.
Ketidaksesuaian dalam nilai. Nilai-nilai yang Anda miliki berbeda dari cara perusahaan menjalankan bisnis atau ketidakadilan dalam menghadapi karyawan.
Pekerjaan yang tak disukai. Jika Anda terjebak dalam posisi yang tak Anda sukai, tak sesuai dengan minat dan keahlian, lama kelamaan akan bertemu dengan stres.
Aktivitas ekstrem. Ketika pekerjaan terlalu monoton dan berlebihan, dibutuhkan stamina dan energi lebih agar bisa tetap fokus. Tak heran di penghujung hari Anda akan kehabisan energi dan menghadapi job burnout.

Ketika Anda merasa gejala-gejala di atas tadi sudah merayapi Anda, sebaiknya segera mengambil tindakan. Bicarakan dengan atasan Anda mengenai keluhan-keluhan yang dihadapi. Temui penasihat kesehatan mental atau dokter. Jika kantor Anda memiliki bagian SDM, temui dan bicarakan mengenai kondisi Anda, siapa tahu bisa menemui jalan keluar. Atau, temui psikolog untuk menemukan jenis kerja yang paling cocok untuk Anda, yang tak terlalu banyak tuntutan dan lebih mengena dengan minat.

Keluar dari job burnout bukan mustahil, tetapi dibutuhkan banyak perubahan dan waktu. Buka mata dan pikiran, lalu telaah kembali kemungkinan-kemungkinan Anda untuk keluar dari masalah ini. Jangan biarkan pekerjaan yang banyak menuntut memengaruhi kesehatan Anda.

Sumber:
Kompas.Com

Read more...

The Greatest Love Stories

ISSBN:9793062835
Rilis:2006
Halaman:250
Penerbit:Bentang Pustaka
Bahasa: Indonesia
Harga: Rp.33.500,-




Oleh: Charles Dickens, Fyodor Dostovevski, Guy de Maupassant, HG. Wells


Sinopsis:


"....Cinta adalah sebuah misteri yang hanya dapat dijelaskan oleh Tuhan atau dewa-dewa. Tapi aku yakin akan satu hal- sekali seorang pria mencintai seseorang dengan tulus maka dia akan selalu mencintainya.. Adat Istiadat, hukum dan agama tidak dapat mengendalikannya, tidak ada yang bisa mengubahnya, tidak ada yang bisa menenangkannya, tidak ada yang bisa memadamkan api yang membara di dalam sini" Buku ini memuat sebelas kisah klasih yang becerita tentang segala macam cinta yang ada di dunia ini, dalam setiap bentuknya. Semuanya begitu indah, unik, menarik dan agis. Kisah cinta yang menggetarkan ini merupakan karya penuli-penulis besar dunia, yang memuat pandangan, pemikiran dan pengalaman mereka tentang cinta. Dalam tiap lembarnya Anda akan memperoleh pemahaman baru tentang cinta, anugerah tertinggi dalam hidup manusia.

Sumber: http://www.jendelailmu.com

Read more...

Malam Aku Merindumu

>> Selasa, 10 Maret 2009

Oleh: Nur Jehan (sahabatku yang jauh di Aceh)

ketika bulan gantikan matahari
bintang hiasi langit malam
kunang-kunang menari indah sekali
duduk termenung aku sendiri

tawamu hiasi kenang dalam angan
senyummu peluk aku hangatkan tubuh
gelak tawamu sentuh kalbu
dirimu bagai gelombang panas yang menjalar dalam setiap relung jiwaku
aku terbakar cintamu

kepada getar kusampaikan debar
debar hatiku menantikan saat bertemu denganmu
selayaknya cerita rama dan sinta
kau dan aku larut dalam cinta

berdamai dengan denting berkawan dengan dentang
menghitung detik jadikan menit kuharap cepat berlalu
wahai kanda
ingatlah dinda, hadirlah dalam mimpiku
sebagai pengobat rindu hatiku
dan kukirimkan sajak ini sebagai ganti diriku

(06 Maret 2009)

Atas ijin Penulis, sahabatku Nur Jehan di Tapaktuan, Aceh Selatan

Sebagai bagian dari pelajaran kesusasteraan, bagaimana membuat puisi yang baik, mari kita bersama interaksi disini dalam langkan Puisi.  Kritik dan saran sebagai media dialog interaktif Komunitas Sastra Cyber.


Read more...

Coblos Cinta

>> Senin, 09 Maret 2009

Coblos Cinta adalah film komedi/drama Indonesia yang dirilis pada tahun 2008. Film produksi IFI ini dibintangi antara lain oleh Nadia Saphira dan Tommy Kurniawan serta didukung oleh Jessica Iskandar, Marrio Merdhitia, Gracia Indri, Tarra Budiman, Siti Anizah, Melvin Lim, Alessia Cestaro, Hamzah Notonegoro.

Bella berhasil mencalonkan diri menjadi calon ketua BEM kampusnya. Ia pun meminta bantuan tim suksesnya: Putri, Icha, Sasha, dan Heidy. Saingan Bella, Aldi, bakal jadi saingan yang berat. Ganteng, pinter, dan jago merebut hati anak-anak, Aldi juga akan didukung oleh tim suksesnya: Ferry dan Dimas.

Kampanye Aldi berhasil merebut hati anak-anak kampus dengan cara yang memang agak ”nakal”, tapi toh efektif. Sementara kampanye Bella terlalu lurus sehingga membosankan. Setelah disadarkan oleh tim-nya, Bella mengubah strateginya dan mulai melakukan politik yang sebenar-benarnya. Langkah itu berhasil, dan Bella mulai mengejar ketertinggalannya.

Tapi, pelan-pelan Bella justru merasa semakin dekat dan tertarik kepada Aldi. Aldi ternyata merasakan hal yang sama. Dan di satu malam, Aldi pun nyaris mencium Bella....

Kejadian tersebut terpotret oleh Anto, mahasiswa pengelola tabloid kampus, yang gemar mencari sensasi. Pacar Bella, Rhino, marah besar. Tim sukses Bella pun berantakan, karena ternyata Icha selama ini memendam perasaan suka pada Aldi.

Karakter:

Bella diperankan Nadia Saphira adalah wanita yang sangat pintar, idealis dan ramah. Dia memiliki kepercayaan diri dan jiwa pemimpin yang tinggi. Ia juga keras hati dan kalau ia sudah punya keinginan tertentu, ia akan berusaha sangat keras untuk mendapatkannya.
Aldi diperankan Tommy Kurniawan adalah rival Bella dalam pemilihan ketua BEM. Dia merupakan aktivis kampus yang cukup berpengaruh di kampusnya. Aldi memang bukan cowok terganteng di kampusnya, tapi gayanya yang cuek dan charming membuat dia cukup banyak ditaksir cewek-cewek di kampusnya.
Sasha diperankan Jessica Iskandar adalah salah satu sahabat Bella yang paling seksi di antara anggota geng lainnya. Selain sebagai anak kuliahan biasa, Sasha memiliki sampingan sebagai “simpanan” dari pria beranak 2. Dia selalu punya jalan keluar untuk setiap masalah geng-nya walaupun idenya itu sering sedikit nakal.
Icha diperankan Gracia Indri adalah salah seorang sahabat Bella. Icha yang berkacamata merupakan perempuan yang gadget freak, dia suka dengan alat-alat elektronik Selain itu, Icha juga hobi menulis dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Kepribadiannya cenderung introvert dan suka bermimpi.
Putri diperankan Siti Anizah adalah sahabat Bella yang berkarakter tomboy, cuek, "gila" bola, dan seorang bandar judi bola di kampusnya. Dia orang yang sangat setiakawan dan tipikal ‘pengikut’.
Heidy diperankan Alessia Cestaro adalah cewek blasteran yang kalau berbicara selalu ada Bahasa Inggrisnya. Dia suka mengeluarkan pertanyaan/celetukan bodoh tapi kadang ada benernya juga. Saking lugunya dia terlalu jujur, apa yang di kepalanya langsung keluar tanpa sensor.

Referensi: Wikipedia - Ensiklopedia Bebas

Read more...

Lintang Kemukus Dinihari...

Pergantian malam yang melelahkan...membawaku terbang ke angan...persis diujung pagi, tatkala kokok ayam mulai bersahutan...tanda dinihari mulai tiba...kutatap langit masih setengah gelap berselimut tebal...disudut nun jauh disana masih ada cahaya berpendar...terasa dipaksakan...lintang kemukus dinihari yang mulai meredup sinarnya...tersipu malu.

Aku teringat obrolan semalam...ketika di beranda depan kau pandangi langit luas...tentang cahaya gemintang...berpendar-pendar...lihatlah nun jauh disana, satu lintang terpisah dari yang lain...namun masih berkelip-kelip menerangi malam.  Kau tatap diriku penuh selidik...entah apa yang  terucap, sementara mulut kecilmu membisu.

Apa hubungan lintang dengan tatapan selidikmu semalam...sejuta penasaran membawaku sampai ke titik kulminasi....kupandangi lintang kemukus dinihari yang mulai meredup...terusir oleh sinar mentari yang mulai unjuk gigi.  Aku menggeliat...jendela kamar sudah terbuka...semburat sinar mentari pagi menyelusup kerelung setiap sudut kamar.

Aku terperanjat...di meja kecil sudut kamar...tak ada secangkir teh manis, hanya sepucuk surat tanpa amplop...tergolek.  Hatiku bertanya ada firasat apa gerangan...!  Lintang kemukus dinihari akankah membawa pertanda....perlahan kubuka surat... kueja kata demi kata penuh makna...aku terperanjat untuk kedua kali manakala diujung surat kubaca,...."Maafkan aku Mas..., hari ini aku pulang ke rumah orang tua, jangan jemput aku..sebelum Mas menerangkan..siapa Gadis yang kau sebut-sebut dalam igauanmu semalam.!"

Kotabaru, 9032009

Cerita temanku X pada suatu senja.

Read more...

Menyusuri Lorong Kenangan Ajip Rosidi

>> Minggu, 08 Maret 2009

Judul : Hidup Tanpa Ijazah, Yang Terekam dalam Kenangan

Penulis : Ajip Rosidi
Penerbit : Pustaka Jaya
Tebal : 1330 halaman
Cetakan : Januari 2008

Ajip Rosidi memang tokoh luar biasa. Ia bukan orang baru dalam jagat sastra Indonesia. Pemikirannya telah memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi sastra dan kebudayaan Indonesia. Namun siapa sangka, guru besar tamu pada Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing), Jepang, ini bahkan tidak memiliki ijazah sekolah menengah.
Itulah salah satu kisah hidup yang disampaikan oleh Ajip Rosidi dalam buku Hidup Tanpa Ijazah ini. Di dalam buku ini Ajip mengisahkan, alasan mengapa ia tidak memiliki ijazah sekolah menengah.

Kejadiannya bermula ketika ujian nasional sekolah menengah ditahun 1956, dikabarkan sering mengalami kebocoran soal. Banyak orang yang dapat memperoleh soal ujian sebelum waktu ujian tiba. Tentu saja, caranya dengan menyogok guru sekolah.
Dari kenyataan inilah Ajip Rosidi memilih untuk tidak mengikuti ujian sekolah menengah. Baginya, hidup tidak harus digantungkan pada secarik kertas bernama ijazah. Prestasi kerja, kemampuan dan pengakuan masyarakat terhadap seseoranglah yang dapat menentukan seseorang dapat bekerja atau tidak.

Oleh karena itu, Ajip yang saat itu sudah memperoleh pengalaman mengajar dan menulis sastra, merasa tidak memerlukan ijazah lagi. Ia ingin membuktikan bahwa seseorang dapat hidup tanpa ijazah. Keinginannya tersebut ia kemukakan kepada kepala sekolahnya.

Dari sisi yang lain, Ajip dapat digolongkan sebagai seseorang yang berani untuk mengungkapkan gagasan dan opininya mengenai sesuatu. Ia selalu bicara langsung pada inti persoalan, tanpa ditutup-tutupi, jika ada hal yang ingin disampikan. Ia bahkan seperti tidak memedulikan siapa orang yang sedang diajaknya bicara. Apalagi kalau dirinya yakin apa yang dikemukakannya adalah sesuatu yang benar.

Misalnya saja ketika ia mengungkapkan ketidaksetujuannya perihal roman psikologis yang disampaikan oleh guru Kesusateraan Indonesia di sekolah menangah. Ketika itu Ajip mengemukakan argumentasinya. Namun belum selesai ia bicara, guru tersebut membentak dan menyuruhnya keluar. Sayang, pada bagian ini Ajip tidak menceritakan kelanjutan peristiwa tersebut. Apakah ia benar-benar keluar dari kelas, atau tetap berada di dalam kelas dan mempertahankan argumentasinya.

Keberanian Ajip tersebut terus terbawa saat ia berkiprah sebagai satrawan. Misalnya saja ketika ia menuliskan karangannya di Sipatahaoenan. Ketika karangan tersebut dimuat, reaksi yang muncul sungguh di luar dugaan. Kala itu ia mendapat serangan dari banyak sastrawan Sunda. Namun semua itu ditanggapinya dengan nada mengolok-olok. Tujuan Ajip tentu bukan sekadar mengolok-olok, tetapi ia ingin ada geliat baru dalam kesusatraan Sunda.

Nada serupa juga terlihat ketika Ajip menanggapi rencana rektor Universitas Padjadjaran untuk memberikan gelar penghormatan. Namun hingga melewati batas waktu yang direncanakan, tidak juga ada kejelasan soal pemberian gelar kehormatan tersebut. Akhirnya, pidato yang dipersiapkan untuk menerima gelar kehormatan itu dimasukkan ke dalam buku yang diterbitkan untuk menyambut 70 Tahun Romo dick Hartoko yang sudah dikenalnya sejak lama.
Menanggapi ketidakjelasan tersebut, Ajip Rosidi mengatakan bahwa ia tidak memerlukan gelar penghargaan. Selama ini ia sudah hidup cukup baik tanpa gelar apa pun. Ketika temannya meminta Ajip untuk menelusuri surat rahasia dari Menteri Pendidikan kepada Dirjen Pendidikan Tinggi, Ajip menolak dan dengan tegas. Ia mengatakan, dirinya tidak membutuhkan gelar itu. Bagi Ajip gelar tersebut tidak banyak artinya. Gelar kehormatan itu tidak akan menaikkan gajinya di Jepang, dan tidak akan membuatnya lebih terkenal.

Salah satu gagasan penting Ajip Rosidi dalam kesusasteraan adalah pemberian penghargaan Rancage. Hadiah ini diberikan khusus kepada karya-karya sastra berbahasa daerah. Pada awalanya penghargaan tersebut hanya diberikan kepada karya sastra Sunda. Namun pada perkembangannya, hadiah Rancage tidak hanya diberikan kepada sastra berbahasa Sunda, tetapi juga bahasa daerah lainnya seperti Sastra Jawa dan Sastra Bali.

Ajip mejelaskan, pemberian hadiah Rancage adalah semata-mata untuk menunjukkan bahwa kerja keras para penulis sastra daerah mendapat perhatian yang layak, dan dihargai. Kata Rancage sendiri diambil dari carita pantun yang berarti aktif-kreatif.

Di samping gagasan dalam sastra dan kebudayaan, hal yang juga menarik dari buku ini adalah penggalan-penggalan cerita dari sejumlah orang yang pernah berinterkasi dengan Ajip. Mereka bisa keluarga, kerabat, satrawan, pejabat atau tokoh politik yang pernah bertemu dengannya. Dari sinilah pembaca dapat mengetahui kisah-kisah yang bersifat human interest dari tokoh tersebut.

Salah satu orang dikisahkan oleh Ajip adalah Pramoedya Ananta Toer. Dalam buku ini Ajip memaparkan bahwa Pramoedya adalah orang yang sangat egosentris. Buktinya Pramoedya mengajak istrinya untuk tidak tinggal bersama mertuanya. Meskipun mertuanya adalah orang kaya yang memiliki banyak rumah, namun Pramoedya memilih untuk tinggal di rumah petak beralas tanah di kawasan Rawamangun, Jakarta, bersama istrinya. Padahal, menurut Ajip, mungkin baru saat itulah Maemunah, istri Pramoedya, untuk pertama kalinya tinggal di rumah beralas tanah.

Masih kisah di seputar Pramoedya, Ajip menceritakan bagaimana di masa Pram mengalami krisis keuangan, ia mendapat order untuk menerjemahkan karya utama Maxim Gorky, Ibunda. Menurut Ajip, tidak mengherankan jika Pramoedya sampai beranggapan bahwa orang yang membantunya ketika mengalami kesulitan adalah orang kiri. Hal ini terjadi ketika sejumlah majalah tidak mau lagi memuat tulisan-tulisannya, dan beberapa penerbit mengembalikan hak penerbitannya serta berhenti mencetak buku-buku Pram.Buku Hidp Tanpa Ijazah ini memang menarik untuk dibaca. Gaya bertutur Ajip yang khas, tulisan yang enak dibaca, dan isi yang kaya, membuat pembaca tidak bosan untuk membaca buku ini hingga akhir, seperti menyusuri lorong kenangan yang sarat dengan kisah dan cerita hidup.
(Nigar Pandrianto)***

Sumber http://ulas-buku.blogspot.com

Read more...

Antara Petarukan, Cikampek, Bekasi dan Jakarta

>> Sabtu, 07 Maret 2009

Antara aku, kau, temanmu dan bekas pacarmu...!!!

Postingan ini terinspirasi dari obrolan dengan Yuswono via telepon beberapa hari yang lalu.
Tiba-tiba telepon berdering, nomer yang tidak dikenal di HPku, begitu diangkat ternyata sahabat lama waktu kecil "Yuswono" sewaktu masih duduk dibangku SMP. Walaupun tidak pernah sekelas namun cukup akrab, maklum dulu sama-sama ikut kegiatan ekstra kulikuler bersama, yaitu ikut Pencak Silat dibawah asuhan Bpk. Slamet Subagyo (Guru Ketrampilan Elektro).
Obrolan yang mengalir deras laksana aliran sungai, bercerita tentang pencegatan oleh Paparazzi yang secara kebetulan mengambil gambarnya. Di tengah padatnya lalu lintas kota Bekasi sang Paparazzi (Edy Pratiknyo) langsung jeprat-jepret menggunakan kamera digitalnya.
Hasilnya dua buah foto keluarga bahagia Yuswono Adi Susilo dan langsung terkirim ke emailku.
Di dalam foto terlihat kesiapan mau mudik ke kota kelahiran Petarukan.
Beruntung perjalanan ke Petarukan diceritakan kepadaku sehingga foto yang dikirim Edy pun melengkapi cerita ini.
Sebenarnya aku bingung dalam memilih judul, karena judul tersebut diatas lebih mirip judul Trayek Bus antar kota antar propinsi, he..he..he....! Tapi biarlah kita mengikuti trend sekarang, bukankah beberapa film nasional kita judulnya aneh-aneh dan rada ngaco. Bagiku yang terpenting makna daripada obrolan itu tertangkap dengan jelas bagaimana perasaan seorang teman memaknai sebuah reuni. Des..untuk mempertegas ceritanya aku tambahin subjudul yang rada puitis (mirip judul lagunya kang Iwan Fals) "Antara aku, kau, temanmu dan bekas pacarmu."

Sisi positif reuni adalah mempererat tali silaturahmi, pertemanan masa kecil yang telah berlalu sekian puluh tahun membuahkan berbagai macam perasaan, antara haru, seru, kangen tumplek bleg jadi satu mengaduk-aduk rasa yang tumpah ruah. Bagaimana sambutan hangat teman-teman, nikmatnya silaturahmi, saling berbagi cerita, saling memotivasi dan satu lagi getaran magnet cinta lama yang terkadang mampu membuat "ser" apabila salah satu dari teman yang hadir pernah singgah dihati. Hal seperti itu barangkali wajar masih dalam batas kenormalan manusia sebagai mahluk hidup yang mempunyai hati, perasaan dan naluri. Yang terpenting adalah kita mampu menempatkan diri secara proporsional..siapa aku..siapa dia...siapa kamu...sehingga tidak terjadi ekses negatif dari romantisme sesaat. Bayangkan saja teman-teman kita sudah mempunyai keluarga masing-masing dan setiap individunya mempunyai cerita yang berbeda pula. Seperti temanku yang menceritakan betapa dulu ia ada hati dengan seorang adik kelas...dan saat perjumpaan itu iapun hadir disitu...betapa kekinya ia walaupun untuk meredam perasaan salting nya karena ia dikawal oleh sang CPM, tentu lewat lirikan mata dan sesekali mencuri pandang agar tidak tertangkap basah oleh CPM. Sebuah tindakan yang bijaksana dalam membangun suasana bahagia saat itu. Romantisme masalalu setiap orang pasti punya dan itu merupakan buku tertutup yang setiap orang tidak boleh membukanya, namun dikala tertentu buku tertutup itu pun perlu dibuka sebagai kenangan penghantar obrolan ringan, tentunya ada bagian yang of the record untuk tidak diumbar kepada semua teman.
Aku sebagai penerima cerita pun harus pandai mengemas rapi dan menjaga privasi seseorang yang terlibat didalamnya. Beberapa teman-temanmu pun hanyut dalam suasana bahagia menyambut hadirnya teman lama. Dia sebagai subjek dari ceritamu pun hanya diam membisu, hanya perang bathin yang berkecamuk...entah apa yang dipikirkan...semua larut. Itulah reuni kecil. Bagaimana dengan reuni akbarnya? Wah..seru kalee...!!!

Persinggahan di Hotel Pemalang membawa kesan yang mendalam...
Ternyata masih ada cerita diantara kita walau tiada terucap namun bahasa hati mampu menerjemahkan semuanya itu. Akhirnya antara aku, kau, temanmu dan bekas pacarmu berakhir disini,...diujung pena ini aku sebagai penyambung lidahmu kehabisan kata-kata.
Ah..., cerita manis tidak selamanya happy ending...begitulah kira-kira...!!!
Semoga dia disana pun bahagia seperti bahagiaku yang kurasakan selama ini.(USR)***

Pemalang awal Maret 2009.

Ucapan terima kasih kepada Yuswono Adi Susilo sebagai nara sumber, Edy Pratiknyo penyumbang foto (sang Paparazzi), Dia yang di Pemalang.
Foto Yuswono dan keluarga ada di alboem Keloerga.

Read more...

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP