Diskusi Kecil Di Metropolitan Mall (MM)

>> Selasa, 20 Januari 2009

Menyamakan Persepsi, Menyatukan Tekad....
Sutradara : Edy Pratiknyo
Produser : H. Nuryadi (Penyandang dana)
Kabelmen : Gatot Priharto

Malam Minggu (18/01/2009) Undangan via telpon dari Edi utk teman-teman yang tinggal diseputaran Jawa Barat dan Jakarta tepatnya di kota Bandung, Cikampek, Bekasi, Depok dan Jakarta untuk hadir dalam rangka temu kangen alumni SMPN Petarukan berjalan cukup meriah, walaupun diantara teman kami yang di Bandung (Aminah) tidak datang karena ada keperluan lain, juga yang di Depok (Santi) ada keperluan mendadak sehingga absen pula tidak bisa menghadiri acara temu kangen.
Padahal sahabat kita H.Nuryadi sudah booking tempat di Restoran Hanamasa lt.III Metropiltan Mall untuk acara tersebut. Menu Yakiniku (masakan Jepang) pun ludes di habisi kami berempat, kalau makan seperti ini saya ingat Lina yang hobinya wisata kuliner (kapan nih ada acara di Pemalang?). Acara makan dengan diselingi guyonan dan saling melempar "jokes" dengan bahasa Petarukan yang kental menyita perhatian pengunjung yang lain. Sesekali diskusi diisi pula dengan Program Reuni, namun karena waktu sudah hampir 4 jam dan perut sudah tidak kuat diisi lagi, akhirnya pertemuan dilanjutkan di rumahnya sang sutradara (Edy). Barangkali inilah hasil diskusi kecil yang sempat tercatat: 1) Untuk panitia di Petarukan kumpulkan daftar peserta Reuni angkatan 1983 sebanyak-banyaknya (lacak di Buku Induk Siswa SMPN), 2) Bikin rekening atas nama Bendahara/panitia reuni 3) Tentukan besaran iurannya per kepala 4) undang adik kelas angkatan 1984-1985 tunjuk salah satu untuk mengkoordinir kalau diperlukan buka rekening sendiri, 5) Tentukan donatur untuk mensupport dana. Barangkali itu intisari dari diskusi kecil, secara teknis kami tidak ikut campur, itu urusan Panitia inti di Petarukan, diskusi ini hanya sekedar urun rembug (sumbang pikiran) barangkali bisa diterapkan. Apabila peserta reuni hanya dibawah 100 orang Sdr Nuryadi menyediakan tempat di rumahnya Petanjungan sebagai tempat ngumpul, dan Transportasi sdr Edi Pratiknyo siap memback-up. Tapi semua tergantung keputusan panitia.
Kembali ke Laptop....(pinjam istilah Tukul Arwana).
Pertama ketemu Nuryadi aku pangling, "Hai...apa kabar...?" itulah pertama kali terucap dari mulutku. Jabat erat teman lama setelah 25 tahun berpisah akhirnya mencair dalam suasana keharuan, kalau Edi karena sering ketemu di dunia maya (internet) jadi sudah tidak kaget lagi, begitu pula Gatot karena teman dari SD sampai SMP wajahnya tidak terlalu asing lagi padahal sudah 20 tahun tidak ketemu (terakkhir temu tahun 1988). Ternyata sahabatku yang satu ini (Nuryadi. Red) masih low profile seperti 25 tahun yang lalu hanya garis ketuaan mulai nampak dengan tumbuhnya uban, gaya bahasanya lebih dewasa dan bijaksana, kesederhanaan dari cara berpakaian tutur kata yang lembut mencerminkan Nuryadi seperti yang dulu, tidak berubah. Siapa sangka dibalik kesederhanaan itu ternyata menyimpan kesuksesan hidup. Kalau doeloe tongkrongan Nuryadi dengan sepeda "onthel" mondar-mandir Petanjungan - Petarukan. Perubahan yang sangat mencolok sekarang adalah dia jadi pengusaha sukses, dering telpon yang selalu berbunyi, gerai usahanya yang tidak pernah sepi dan omzetnya yang ratusan juta rupiah per hari, tidak menjadikan dia sombong diri. Kesan pertama begitu sederhana, lugu, dan bersahaja, lain dari Edi Pratiknyo yang selalu parlente, necis dan coolman maklum dia orang perbankan yang dituntut selalu necis dan perlente. betul kan? Kalau Gatot masih sepeti dulu dengan gaya urakannya dan masih ceplas-ceplos sepintas mirip kang Iwan Fals...lho Tot...? He..he..he...
Itulah kehidupan setelah mengalami metamorfosis seperti kata sindenTOSCA persahabatan bagai kepompong dari ulat menjadi kupu-kupu. Analoginya adalah pada saat kita masih sekolah kita ibarat "ulat" kemudian berproses menjadi pupa (kepompong) pada fase inilah barangkali yang terpenting dari bagian hidup manusia yaitu fase diapause, tanpa makan dan minum alias bertapa memohon kepada Ilahi untuk menjadi insan yang sempurna. Pada suatu ketika setelah mengalami "diapause" akhirnya berubah menjadi kupu-kupu terbang bebas mencari madu, ini diibaratkan bahwa manusia bekerja mencari penghidupan sesuai kemampuan. Mencari bunga-bunga yang bagus untuk menghasilkan madu yang terbaik, pijakan dari satu bunga ke bunga lain membantu proses penyerbukan yang akhirnya menghasilkan buah. Kata oom Edi adalah Ber "simbiose mutualisme" (Oom Edi adalah Insinyur Pertanian jebolan UKSW yang kesasar di dunia Perbankan..ha..ha..ha) Itulah barangkali pesan moralnya bahwa setelah menjadi "orang" seyogyanya kita menjadi orang yang berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat, lebih jauh lagi berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama. (Admin)***

"Kebahagiaan bukanlah apa yang Anda miliki, siapa diri Anda, dimana Anda berada, atau apa yang Anda lakukan, tetapi ditentukan oleh apa yang Anda pikirkan"

Dale Carnegie (1888 - 1955) Penulis.

Ucapan terima kasih kepada H. Nuryadi atas bantuan moril maupun materiil, Edi Pratiknyo yang memprakarsai "diskusi" kemudian Oom Gatot Priharto yang keren mirip Iwan Fals. Semuanya I Love You Full...(Mohon koreksinya Oom Edi barangkali ada salah tulis).

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP