Antara Petarukan, Cikampek, Bekasi dan Jakarta

>> Sabtu, 07 Maret 2009

Antara aku, kau, temanmu dan bekas pacarmu...!!!

Postingan ini terinspirasi dari obrolan dengan Yuswono via telepon beberapa hari yang lalu.
Tiba-tiba telepon berdering, nomer yang tidak dikenal di HPku, begitu diangkat ternyata sahabat lama waktu kecil "Yuswono" sewaktu masih duduk dibangku SMP. Walaupun tidak pernah sekelas namun cukup akrab, maklum dulu sama-sama ikut kegiatan ekstra kulikuler bersama, yaitu ikut Pencak Silat dibawah asuhan Bpk. Slamet Subagyo (Guru Ketrampilan Elektro).
Obrolan yang mengalir deras laksana aliran sungai, bercerita tentang pencegatan oleh Paparazzi yang secara kebetulan mengambil gambarnya. Di tengah padatnya lalu lintas kota Bekasi sang Paparazzi (Edy Pratiknyo) langsung jeprat-jepret menggunakan kamera digitalnya.
Hasilnya dua buah foto keluarga bahagia Yuswono Adi Susilo dan langsung terkirim ke emailku.
Di dalam foto terlihat kesiapan mau mudik ke kota kelahiran Petarukan.
Beruntung perjalanan ke Petarukan diceritakan kepadaku sehingga foto yang dikirim Edy pun melengkapi cerita ini.
Sebenarnya aku bingung dalam memilih judul, karena judul tersebut diatas lebih mirip judul Trayek Bus antar kota antar propinsi, he..he..he....! Tapi biarlah kita mengikuti trend sekarang, bukankah beberapa film nasional kita judulnya aneh-aneh dan rada ngaco. Bagiku yang terpenting makna daripada obrolan itu tertangkap dengan jelas bagaimana perasaan seorang teman memaknai sebuah reuni. Des..untuk mempertegas ceritanya aku tambahin subjudul yang rada puitis (mirip judul lagunya kang Iwan Fals) "Antara aku, kau, temanmu dan bekas pacarmu."

Sisi positif reuni adalah mempererat tali silaturahmi, pertemanan masa kecil yang telah berlalu sekian puluh tahun membuahkan berbagai macam perasaan, antara haru, seru, kangen tumplek bleg jadi satu mengaduk-aduk rasa yang tumpah ruah. Bagaimana sambutan hangat teman-teman, nikmatnya silaturahmi, saling berbagi cerita, saling memotivasi dan satu lagi getaran magnet cinta lama yang terkadang mampu membuat "ser" apabila salah satu dari teman yang hadir pernah singgah dihati. Hal seperti itu barangkali wajar masih dalam batas kenormalan manusia sebagai mahluk hidup yang mempunyai hati, perasaan dan naluri. Yang terpenting adalah kita mampu menempatkan diri secara proporsional..siapa aku..siapa dia...siapa kamu...sehingga tidak terjadi ekses negatif dari romantisme sesaat. Bayangkan saja teman-teman kita sudah mempunyai keluarga masing-masing dan setiap individunya mempunyai cerita yang berbeda pula. Seperti temanku yang menceritakan betapa dulu ia ada hati dengan seorang adik kelas...dan saat perjumpaan itu iapun hadir disitu...betapa kekinya ia walaupun untuk meredam perasaan salting nya karena ia dikawal oleh sang CPM, tentu lewat lirikan mata dan sesekali mencuri pandang agar tidak tertangkap basah oleh CPM. Sebuah tindakan yang bijaksana dalam membangun suasana bahagia saat itu. Romantisme masalalu setiap orang pasti punya dan itu merupakan buku tertutup yang setiap orang tidak boleh membukanya, namun dikala tertentu buku tertutup itu pun perlu dibuka sebagai kenangan penghantar obrolan ringan, tentunya ada bagian yang of the record untuk tidak diumbar kepada semua teman.
Aku sebagai penerima cerita pun harus pandai mengemas rapi dan menjaga privasi seseorang yang terlibat didalamnya. Beberapa teman-temanmu pun hanyut dalam suasana bahagia menyambut hadirnya teman lama. Dia sebagai subjek dari ceritamu pun hanya diam membisu, hanya perang bathin yang berkecamuk...entah apa yang dipikirkan...semua larut. Itulah reuni kecil. Bagaimana dengan reuni akbarnya? Wah..seru kalee...!!!

Persinggahan di Hotel Pemalang membawa kesan yang mendalam...
Ternyata masih ada cerita diantara kita walau tiada terucap namun bahasa hati mampu menerjemahkan semuanya itu. Akhirnya antara aku, kau, temanmu dan bekas pacarmu berakhir disini,...diujung pena ini aku sebagai penyambung lidahmu kehabisan kata-kata.
Ah..., cerita manis tidak selamanya happy ending...begitulah kira-kira...!!!
Semoga dia disana pun bahagia seperti bahagiaku yang kurasakan selama ini.(USR)***

Pemalang awal Maret 2009.

Ucapan terima kasih kepada Yuswono Adi Susilo sebagai nara sumber, Edy Pratiknyo penyumbang foto (sang Paparazzi), Dia yang di Pemalang.
Foto Yuswono dan keluarga ada di alboem Keloerga.

1 komentar:

Anonim,  8 Maret 2009 pukul 09.12  

Sesungguhnya cinta sejati tidak harus memiliki, melihat dia bahagia kita pun ikut bahagia...
begitulah hakekat cinta sejati...ceile...

Posting Komentar

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP